Amma Toa
Amma Toa
dalam pengembaraan zaman
menapak dunia bayang
Tana Toa yang purba
sebuah dunia yang tak lekang
ajaran pasang*) yang luhur
Adat Kajang yang kukuh
tempatmu berpijak
Amma Toa yang bijak
Tana Toa yang perawan
yang kerap dipinang zaman
jatuh cinta
memuji-muji
kadang mengiba-iba
adakah zaman sayang padanya?
Menukik ke sebuah pusat dunia
di sini di butta embayya**)
berdiri berhadap-hadapan saling lirik dengan keangkuhan
masing-masing:
Amma Toa dan dunia bayang
Amma Toa
dalam pengembaraan zaman
dan memandang dunia bayang
Keperawanan Tana Toa
kegairahan zaman
telah menyatu di ranjang angan
kita tunggu yang bakal lahir
_________________________
Bulukumba, 1991.
*) ajaran hidup, patokan moral, dan sumber perilaku adat.
**) kawasan (berlakunya) adat.
Seniman
Seniman adalah
dewa sepi yang mukim
di angin
anehkah?
Seniman
memenjarakan diri
dalam kesepian abadi
anehnya
Seniman
tebarkan wangi sorga
dalam penjara sepi umumkan perang
dalam lelap dunia
Seniman adalah
dewasepi yang semedi
di keriuhan dunia
anehkah?
Seniman adalah
pengembara sejati
sekali lahir tak pernah mati
tegar ide setia dan sejati
habis pun ia mengabdi pada nurani
lancang pun ia meneror cela nurani
Seniman adalah
pejuang paling tangguh
tak terkalahkan
anehnya
begitu hadir telah akrab dengan sepi
karena Seniman
kesepian itu sendiri
________________________
Bulukumba, 1992
Bicara Soal Politisi dan Seniman
Politisi menartik simpati massa
untuk kuasai aspirasi massa
Seniman menarik perhatian masyarakat
untuk kukuhkan apresiasi masyarakat
massa sebukit pasir
masyarakat selubuk hati
Politisi kawani massa
perkawanan ala politisi
Seniman akrabi masyarakat
keakraban manusiawai
Pilitisi hindari tantangan
dan menaklukkan
Seniman hadiekian
tantangan dan menjinakkan
Politisi amat menakuti
ketakstabilan ideologi
Seniman amat menakuti
ketakbebasan kreatif
Politisi gandrungi kemenangan
Seniman renungi kekalahan
Politisi dan Seniman adalah
pemenang-pemenang sekalian pecundang-pecundang
terhormat dunia
yang dimaklumi
________________________
Bulukumba, 1992
terharu membaca puisi2nya etta, sayang masih banyak puisinya yg blum di posting,,, makasih puang FAHMI!!!
BalasHapus